Gagalnya Pemerintah Buka Lapangan Kerja: Miris! Sarjana Muda Jadi Pemulung
Jayantara-News.com, Jabar
Kisah menyayat hati kembali mencuat di tengah masyarakat, menyoroti kegagalan pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja yang layak. Seorang sarjana muda, lulus di usia 23 tahun, kini terpaksa menjadi pemulung untuk bertahan hidup. Ironi ini memantik pertanyaan besar: ke mana tanggung jawab pemerintah dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya, terutama generasi muda berpendidikan?
Dunia Pendidikan: Investasi yang Tidak Membawa Hasil
Indonesia bangga memiliki generasi muda yang terdidik, namun apakah pendidikan tinggi di negeri ini benar-benar memberi nilai tambah? Kenyataan bahwa lulusan S1 harus mengais rezeki sebagai pemulung menunjukkan ketidakmampuan pemerintah menghubungkan pendidikan dengan dunia kerja.
Kegagalan Pemerintah dalam Penyediaan Lapangan Kerja
Tingginya angka pengangguran, termasuk di kalangan sarjana, adalah tamparan keras bagi pemerintah. Meski digadang-gadang sebagai prioritas pembangunan, fakta di lapangan menunjukkan masih minimnya kebijakan yang efektif untuk menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan lulusan muda.
Tanggung Jawab Siapa?
Ketika pendidikan tinggi dikejar dengan susah payah, harapan lulusan adalah mendapatkan pekerjaan yang layak. Namun, kegagalan pemerintah dalam membuka peluang kerja membuat mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan baru. Warganet pun mempertanyakan:
– Di mana program-program pengentasan pengangguran?
– Apa manfaat dari janji-janji kampanye pemerintah?
Waktunya Berbenah
Kisah ini seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah nyata:
1. Reformasi Sistem Pendidikan: Menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri agar lulusan lebih siap kerja.
2. Perluasan Lapangan Kerja: Mendorong investasi yang menciptakan peluang kerja, bukan hanya proyek infrastruktur yang minim dampak langsung bagi rakyat.
3. Dukungan untuk Kewirausahaan: Memberikan modal usaha dan pelatihan untuk membantu lulusan menciptakan peluang sendiri.
Kisah ini bukan sekadar tragedi individu, tetapi gambaran jelas kegagalan sistemik. Apakah pemerintah akan terus berdiam diri, atau bangkit dan menebus tanggung jawabnya kepada rakyat? (Red)