Kembali, Diduga Terjadi Perundungan di SMPN 2 Ngamprah: “Alarm Darurat” bagi Dunia Pendidikan Bandung Barat
Jayantara-News.com, KBB
Seorang guru di SMP Negeri 2 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, diduga melakukan tindakan yang tidak pantas terhadap salah satu siswanya, ZC, di hadapan teman-teman sekelasnya. Peristiwa ini memunculkan perhatian publik terhadap pentingnya lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi para siswa.
Menurut informasi yang dihimpun oleh tim media, kejadian ini bermula ketika guru Matematika yang mengajar ZC mencubitnya sambil melontarkan teguran, “nyontek we,” yang membuat perhatian teman-temannya tertuju pada ZC. Insiden ini terjadi pada Rabu, 6 November 2024.
ZC mengaku sedang mencoba melihat tulisan di papan tulis karena mengalami kesulitan melihatnya dengan jelas. Saat itu, siswa hanya diminta menyalin rumus Matematika, bukan sedang dalam ujian atau ulangan. Setelah menerima teguran dan cubitan, ZC merasa sakit dan menelepon orangtuanya, yang juga seorang pendidik di SMA di Bandung Barat.
Orangtua ZC menyampaikan keprihatinannya terkait kejadian tersebut. “Saya merasa miris mendengar anak saya kesakitan karena tindakan tersebut,” ujarnya, saat ditemui awak media pada Kamis, 7 November 2024. Hingga kini, orangtua ZC mengaku belum mendapat klarifikasi resmi dari pihak sekolah mengenai insiden ini.
“Saat kami mencoba menghubungi wali kelas, tanggapannya belum tuntas, dan telepon justru ditutup,” kata orangtua ZC kepada media. Menurutnya, insiden ini menimbulkan ketakutan bagi ZC, yang kini merasa cemas untuk kembali ke sekolah.
Menanggapi hal ini, Edi selaku Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat menyatakan, bahwa pihaknya akan segera mengonfirmasi kejadian tersebut dengan pihak sekolah untuk memperjelas situasi dan memastikan langkah penanganan yang tepat. Rencananya, pada Senin, 11 November 2024, sekolah akan memediasi pertemuan antara orangtua ZC, guru, dan pihak sekolah guna mencari solusi terbaik.
Kepala Sekolah SMPN 2 Ngamprah, Agus Samsu Permana, mengonfirmasi, bahwa pertemuan telah diadakan dengan berbagai pihak, dan permasalahan ini telah diselesaikan secara damai dengan kesepakatan untuk memperbaiki komunikasi di masa mendatang. Namun, kepala sekolah mengimbau agar masalah semacam ini sebaiknya diselesaikan secara internal terlebih dahulu sebelum menjadi perhatian publik.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pendekatan yang bijaksana dan penuh empati dalam mendidik siswa. Di era pendidikan modern yang berorientasi pada kesejahteraan siswa, guru perlu mengelola emosi dan memberikan pengajaran dengan pendekatan yang positif dan konstruktif, tanpa melakukan tindakan yang dapat mempermalukan atau menekan siswa secara psikologis. (Red)
Narasumber: Tim Red IiNews.